Mau Wisata Songa Rafting di Probolinggo? Pahami Dulu Hal Hal Berikut Ini

Probolinggo merupakan kota kecil yang jarang dirilik. Sebelumnya di awalnya banyak yang tahu kecuali kota kecil ini berada di bawah Gunung Bromo.

Namun, kini Probolinggo menjadi mengembangkan dan tawarkan bermacam keindahan, dan juga keseruan dalam berpetualangan.

Jika di awalnya orang hanya kenal Air Terjun Madakaripura, yang merupakan tempat pembuangan patih Gajah Mada, maka anda dapat berkenalan dengan wisata air yang sebenarnya, yaitu songa rafting .

Nah buat anda yang berencana ikut wisata songa rafting seru di probolinggo ini, berikut hal hal yang musti anda pahami terlebih dahulu

1. Memperhatikan semua instruksi dari pemandu

Sebelum jalankan arung jeram, para peserta perlu mendengarkan lebih dari satu wejangan keselamatan dari pemandu. Arahan tersebut, pasti saja meliputi apa yang perlu ditunaikan oleh peserta sepanjang kesibukan berlangsung.

“Kita sebelum kesibukan pasti tersedia safety briefing. Minimal, mereka terinformasi perihal prosedur tata teratur pengarungan,” kata dia.

Tidak cuma itu, dia terhitung meminta para peserta memperhatikan aba-aba dari pemandu yang membawa Anda sepanjang kegiatan.

“Ketika di jeram, pemandu akan berteriak ‘boom depan’, kita perlu membawa badan kita ke arah depan. Ketika dia teriak ‘boom belakang’, bawa badan ke arah belakang. Ketika dia teriak ‘boom lantai’, kita perlu turun duduk di lantai perahu,” tahu dia.

2. Menggunakan alat dengan benar

Selama kesibukan arung jeram, dia menyatakan para peserta perlu memanfaatkan helm dan jaket pelampung dengan benar. Untuk helm, dia mengatakan, agar memanfaatkan helm yang tepat dengan kepala dan kaitkan tali helm dengan batas dua jari dari dagu. Hal ini dimaksudkan, agar helm tidak mencekik saat berjalan insiden sepanjang kegiatan.

“Pakai life jacket yang benar, semua bakel perlu dipasang dengan rapi,” ujarnya.

Dia terhitung mengharuskan peserta memanfaatkan sepatu atau sedikitnya alas kaki. Ini dimaksudkan, agar terhindar terkena benda tajam ketika perlu berjalan dari lokasi jeram paling akhir menuju lokasi awal.

3. Jika perahu terbalik

Jika perahu terbalik, ia terhitung menyatakan bagaimana cara berenang yang benar. Dia menyarankan, agar para peserta dapat berenang style punggung yang mengarah ke hilir (mengikuti arus sungai), untuk mengantisipasi adanya batu.

“Dan, menunggu ditolong temannya yang dekat atau menunggu di-rescue,”.

Ia terhitung memberi tambahan lebih dari satu perihal yang perlu dipertikan ketika akan menolong. Jika terjangkau oleh tangan, Anda perlu menarik rekan yang jatuh dan berada di dekat Anda dengan cara mengangkat bagian pundak life jacket.

Kalau tidak terjangkau tangan, dapat memanfaatkan gagang dayung dengan cara memasukkan gagang di tempat pundak life jacket orang yang terjatuh.

“Kalau tidak terjangkau nanti tersedia tali, lempar nanti ditangkap, lantas berenang namun membelakangi boat dengan alasan agar enggak banyak material yang perihal muka. Life jacket didesain kekuatan apung besar di bagian belakang”.

4. Melakukan pemanasan

Pemanasan mutlak untuk mengurangi kram yang bisa saja berjalan saat mendayung.

5. Patuhi syarat

Kegiatan rafting ini dapat ditunaikan oleh anak menjadi umur lima tahun. Sedangkan orang dengan penyakit jantung, epilepsi dan ayan tidak diperbolehkan untuk ikuti kesibukan ini.